dakwahfisabililah.com – Perbedaan Indonesia dan Arab Saudi dalam penentuan Idul Adha merupakan perbedaan yang harus dihormati. Ketua Umum PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi meminta masyarakat untuk tetap mematuhi aturan Idul Adha yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
“Ya, kita berharap agar semua saling menghargai satu sama lain, perbedaan hari raya Idul Fitri sudah sering, sekarang Idul Adha. Meskipun saya pribadi mengimbau agar masyarakat, khususnya warga NU mengikuti keputusan pemerintah saja, agar bisa kompak bersama secara nasional,” kata Gus Fahrur dikutip dari Republika.com, Minggu (3/7/2022).
Dia menilai, perbedaan yang ada memiliki alasan dan dalil-dalil yang diyakini kebenarannya. Ia menilai sudah menjadi kewajiban warga negara Indonesia untuk mengikuti ketetapan yang diikuti pemerintah.
Dikatakannya, dalam hal ini Kementrian Agama (Kemenag) telah menetapkan Idul Adha Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022, setelah melakukan kegiatan rukyah di beberapa lokasi. Ia menambahkan, berdasarkan ilmu hisab yang dilakukan oleh ulama sepuh NU semisal Abuya Muhtadi Dimyati Banten, bahwa memang yang benar menurut beliau sesuai dengan keputusan NU.
“Awal bulan lalu saya berjumpa beliau dan menyatakan secara ilmu hisab yang beliau lakukan, wukuf Arafah hari Sabtu,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementrian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022, maka hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah jatuh pada Ahad, 10 Juli 2022. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam saling menghormati perbedaan waktu Idul Adha.
Baca juga : MUI Siapkan Fatwa Ganja Untuk Medis