Kisah Utsman bin Affan, Kaya Raya tapi Dermawan

0
258

Jakarta – Kisah teladan sahabat nabi selanjutnya adalah Utsman bin Affan. Ia lahir enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya 579 M. Hal inilah yang membuat usianya 6 tahun lebih muda dibandingkan dengan Rasulullah SAW.

Lahir di Thaif, daerah subur kawasan Hijaz, sebuah wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi, dengan nama lengkap Utsman bin Affan nin Abil Ash bin Umaiyah bin Abdusy Syams bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghaib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.

Dikutip dari buku Abdul Syukur Al-Azizi yang berjudul Utsman bin Affan Ra, Utsman bin Affan terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan berpengaruh dari Suku Quraisy silsilah Bani Umaiyah.

Affan bin Abil Ash, ayahnya, merupakan seorang saudagar kaya di Mekkah dan pembesar kaum Quraisy. Sementara ibunya bernama Arwa binti Kuraiz.

Sepeninggal ayahnya, Utsman ditinggalkan harta warisan yang sangat besar. Hingga akhirnya, Utsman mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang pedagang dan mengembangkan bisnis ayahnya dengan sangat baik.

Tidak sia-sia, ia menjadi salah satu saudagar terkaya dan terpandang di antara kaum Quraisy Mekkah.

Utsman bin Affan mendapat gelar satu-satunya dari Rasulullah SAW, yaitu Dzun Nurain yang berarti pemilik dua cahaya. Ia diberi gelar demikian karena tidak ada seorang pun sejak Nabi Adam AS hingga hari kiamat yang menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW selain Utsman bin Affan.

Adapun gelar pertama yang disematkan untuknya adalah Al-Muhajir (orang yang hirah) setelah akhirnya Utsman memeluk agama Islam.

Mengutip dari buku yang ditulis oleh Khalid Muhammad Khalid, Utsman rela untuk keluar dari segala kenikmatan dan kemewahan hidupnya demi memegang tanggung awab dakwah yang melelahkan, penuh risiko, menguras tenaga, dan pikiran.

Utsman bin Affan Sumbang 1.000 Unta dan Kuda Untuk Kaum Muslimin

Dikisahkan seperti dalam buku Utsman ibn Affan, Rasulullah SAW beserta para sahabat tengah melakukan perjalanan ke Kota Madinah. Namun, saat hendak menetap di sana, mereka menemui permasalahan air.

Diketahui bahwa Kota Madinah terdapat sebuah mata air yang memancarkan air tawar yang sejuk dan segar, yaitu Sumur Ruman, milik seorang Yahudi. Kedatangan kaum muslimin ke Madinah merupakan kabar baik baginya karena ia bisa memeroleh uang yang banyak dari sumurnya.

Sang pemilik menjual satu kantong air dengan harga 1 mud (setara dengan 675 gram atau 0,688 liter).

Rasulullah SAW mengharapkan ada salah seorang sahabat yang mampu membeli sumur tersebut untuk meringankan beban kaum muslimin. Mengetahui hal ini, Utsman pun mendatangi rumah sang pemilik sumur dan mendapatkan harga yang telah disepakati sebesar 12.000 dirham (sekitar Rp 47 juta).

Kesepakatan pun didapat bahwa sumur tersebut dipergunakan secara bergantian, satu hari bagi sang Yahudi dan satu hari lagi bagi kaum muslimin. Saat harinya tiba, kaum muslimin mengambil air sebanyak kebutuhan mereka selama satu hari.

Saat itulah sang pemilik sumur menyadari ia telah kehilangan konsumen yang selama ini memberinya keuntungan. Oleh karena itu, ia kembali menawar Utsman untuk kembali membeli setengah sumurnya seharga 8.000 dirham (setara dengan Rp 31 juta) dan Utsman memutuskan membeli air sumur untuk penduduk Madinah secara cuma-cuma.

Pada suatu hari, dikisahkan bahwa pemeluk agama Islam kian bertambah, Rasullah SAW pun bersabda:

“Siapakah yang mau memperluas masjid kita ini (Masjid Nabawi), sehingga dia kan mendapatkan sebuah rumah di surga?”

Tidak ada seorang pun yang bersedia menyumbangkan hartanya kecuali Utsman bin Affan dengan penuh antusias. Utsman kemudian menemui sang pemilik tanah dan membelinya dengan harga tinggi. Diperkirakan tanah tersebut dibelinya dengan harga 25.000 dirham (sekitar Rp 99 juta).

Sama halnya untuk perluasan Masjid Al-Haram, Utsman kembali mengambil inisatif dan menemui para pemilik tanah untuk membeli tanahnya dengan harga 10.000 dirham (sekitar Rp 39 juta).

Tidak sampai di situ saja, kali ini saat terjadi Perang Tabuk tahun 9 H. Rasulullah SAW mengalami kesulitan perihal perbekalan untuk kaum muslimin yang diberangkatkan menghadapi pasukan Romawi.

Saat itu Jazirah Arab pun sedang mengalami puncak musim panas, krisis kekeringan, dan kesulitan lainnya. Kemudian Rasulullah menyerukan bantuan pada para sahabat untuk keperluan tersebut.

Umar bin Khattab pun kembali menyumbangkan setengah harta yang dimilikinya. Abu Bakar ash-Shiddiq juga telah menyerahkan semua kekayaannya dan tiap umat Islam lain juga telah menyumbangkan hartanya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Namun, dana yang terkumpul masih belum terpenuhi. Bahkan karena situasi sulit ini, pasukan kali ini disebut dengan Jaisyul Usrah (pasukan sulit).

Rasulullah SAW pun berdiri di hadapan kaum muslimin dan berkata dengan lantang,

“Siapa yang mempersiapkan dana untuk mereka, Allah akan menggantinya dengan ampunan,”

Mendengar hal itu, Utsman bin Affan pun segera mengulurkan bantuan pada Jaisyul Usrah dan mempersiapkan segala keperluan pasukan.

Ibn Syihab Al-Zuhri, seorang ulama ahli hadits, mengatakan, “Utsman mempersiapkan Jaisyul Usrah saat Perang Tabuk dengan 940 ekor unta dan 60 ekor kuda, sehingga sempurna berjumlah 1.000.”

Salah seorang sahabat Rasulullah, Hudzaifah pun berkata bahwa Utsman datang kepada Rasul sambil membawa 10.000 dinar (kira-kira Rp 483 juta) yang diserahkan dengan kedua tangannya.

Cerita terakhir datang dari ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, seorang sahabat nabi lainnya, ia pun berkata:

“Aku pernah menyaksikan Rasulullah SAW dan saat itu Utsman bin Affan datang bersama Jaisyul Usrah dengan 700 uqiyah emas,” cerita Abdurrahman ibn ‘Auf. Sebagai informasi, 1 uqiyah emas setara dengan 31.7475 gr emas.

Itu tadi hanya kisah kedermawaan Utsman bin Affan yang diketahui oleh banyak orang. Belum perihal bantuannya yang dilakukan secara diam-diam.

Mengetahui kemurahan hati Utsman bin Affan di atas, apakah detikers semakin semangat untuk bersedekah?

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments