Hasil dari dakwah di pedalaman Mentawai, Sumatera Barat, salah satunya adalah pembuatan bak penampungan air hujan dan MCK (mandi cuci kakus). Hal ini membawa perubahan lingkungan bagi Mentawai. Pembangunan sudah mencapai tahap 80 persen.
DAI Cordofa, Ustaz Angga Prasetyo mengatakan lokasi di pedalaman Mentawi jauh dari mata air. Akibatnya, warga harus menggunakan jerigen-jerigen untuk mengambil air yang jauh dari desa.
“Desa Buria ini adalah desa kecil yang mengandalkan air dari sumber yang jauh dari perkampungan. Untuk kebutuhan sehari-hari harus menggunakan jerigen-jerigen kecil, baik untuk mandi, minum dan keperluan lainnya. Mudah-mudahan pembangunan kamar mandi dan pembuatan bak air ini bisa membantu menenangkan kalian terutama saat mandi dan beraktivitas di mesjid.” kata Angga.
Ia juga berharap agar ke depan akan ada sumur gali yang membantu aktivitas warga di pedalaman Mentawai. Dengan begitu, mereka tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan air.
“Mudah-mudahan ke depannya akan ada sumur gali yang dapat menyuplai seluruh masyarakat yang berjumlah 46 kepala keluarga,” tutur Angga.
Mentawai merupakan kepulauan yang indah dan selalu dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Di balik keindahan pantai dan ombaknya, selalu ada masalah yaitu air bersih.
DAI Cordofa Dompet Dhuafa tidak hanya berdakwah secara lisan, tetapi juga membawa manfaat bagi lingkungan, salah satunya Ustaz Angga Prasetyo. Kesulitan air bersih menjadi fakta sekaligus dilema.
Dengan berkembangnya daerah wisata, sektor penunjang harus didukung kekuatan lingkungan bagi masyarakat. Dengan adanya bak penampungan air hujan dan MCK dapat berkontribusi terhadap terwujudnya air bersih.
“Semoga dakwah yang terus dikobarkan dan berkelanjutan akan bermanfaat bagi masyarakat Muslim di daerah terpencil” tutupnya