Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono menyatakan bahwa sepanjang pemberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) darurat, mobilitas warga mengalami penurunan yang lumayan signifikan. Namun pihaknya akan terus menekan mobilitas warga sehingga bisa mencapai titik aman.
“Hasil anev (analisis dan evaluasi), Kabupaten Garut (selama PPKM darurat) menunjukan angka yang cukup signifikan dalam hal mobilitas. Persentasenya mencapai 30 persen,” kata Wirdhanto, Minggu (18/7).
Tercapainya angka tersebut, menurut Wirdhanto, sanggup berjalan sebab dilakukannya penyekatan di 33 titik di semua wilayah Kabupaten Garut. Namun walaupun begitu, pihaknya dapat berusaha sehingga angka mobilitas warga Garut konsisten berkurang manfaat menekan angka persoalan Covid-19.
“Target kita bisa mencapai di atas 30 persen. Tentunya kita melakukan ini disejalankan dengan kondisi kasus Covid-19 di Garut,” katanya.
Batas Kota Dijaga Lebih Ketat
Menjelang datangnya Idul Adha, Wirdhanto mengungkapkan bahwa pihaknya akan laksanakan penyekatan lebih ketat di titik terluar atau batas Garut bersama kabupaten lainnya. “Ada lima titik yang kita ketatkan untuk mengantisipasi adanya mudik lebaran Idul Adha,” ungkapnya.
Ia menyatakan bahwa petugas di lima titik selanjutnya akan jalankan pengecekan kepada pengemudi dan pengendara untuk memastikan selagi masuk Garut bebas Covid-19 dan telah divaksinasi. Jika tidak mampu menunjukan kedua hal itu, maka seluruh kendaraan dipastikan akan diputarbalikan.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, sampai waktu ini petugas di lapangan telah banyak memutarbalikan kendaraan yang mengarah ke Garut gara-gara tidak bisa menunjukan dua surat tersebut.
“Kami mengimbau, masyarakat yang berencana ke Garut agr menyertakan atau membawa surat bebas Covid-19 dan sertifikat vaksinasi. Ini kami lakukan sebagai upaya untuk menurunkan lebih rendah kasus Covid-19 di Garut,” katanya.